Nasi Kebuli Banyak Diminati Masyarakat Nusantara
Undangan Aqiqah Surabaya 2021 - Selain kopi, orang-orang Arab asal Yaman juga menyemarakkan kuliner khas
berbahan dasar nasi. Hasil karya mereka sampai pula di nusantara. Gagas
Ulung dan Deerona dalam Jejak Kuliner Arab di Pulau Jawa (2014)
menerangkan, bagi orang Arab, ke manapun pergi merantaunya mereka
selalu mengonsumsi makanan yang sesuai dengan cita rasa dan ramuan yang
mereka gemari.
Hidangan yang khas dalam kaitannya dengan Indonesia adalah nasi kebuli.
Dua penulis itu melanjutkan, awalnya jenis masakan tersebut masuk ke
Indonesia berkat orang-orang Kerala, India, yang berprofesi sebagai juru
masak di kapal-kapal niaga asal Gujarat. Pada abad ke-18, kaum
pendatang dari Hadhra maut, Yaman, masuk ke Pulau Jawa.
Sebelum tiba di sana, mereka cukup lama singgah di Gujarat sehingga
sempat berinteraksi dengan budaya kuliner setempat. Orang-orang Hadhrami
datang ke nusantara dengan niat berdagang dan sekaligus berdakwah.
Mereka membawa tidak hanya agama, tetapi juga kultur yang terbilang baru
bagi sebagian masyarakat setempat.
Oleh karena banyak di antaranya yang hijrah tanpa disertai perempuan,
para prianya menikah dengan perempuan lokal sehingga memunculkan suatu
perbauran budaya. Dalam konteks kuliner, menurut Gagas dan Deerona,
lidah orang keturunan Hadhrami yang sudah menikah dengan perempuan lokal
lebih dekat dengan cita rasa Indonesia.
Nasi kebuli kira-kira menyerupai nasi biryani yang sudah populer di
India-Islam. Untuk membuatnya, nasi diolah bersama dengan kaldu daging
kambing, susu kambing, dan minyak samin. Semua itu disajikan dengan
daging kambing yang telah digoreng sebelumnya.
Sebagai penambah selera, kadang-kadang nasi kebuli dileng
kapi dengan taburan irisan kurma atau kismis. Dalam kebudayaan Betawi
(Jakarta), penyajian nasi kebuli secara besar-besar an biasanya terjadi
tiap perayaan hari besar Islam, semisal Idul Fitri, Idul Adha
(terutama), Maulid Nabi SAW atau Aqiqah.
Sumber:https://khazanah.republika.co.id/berita/q07k6f320/nasi-kebuli-diperkenalkan-bukan-oleh-orang-yaman-lalu

Comments
Post a Comment